Sabtu, 30 Januari 2016

SAFARI MAULID & DAUROH SELAMA 20 MALAM


HADIRILAH BERAMAI-RAMAI SAFARI MAULID & DAUROH SELAMA 20 MALAM,
Dimulai dari 13 Februari sampai dengan 3 Maret 2016 ba'da isya jam 20.30 WIB.

YANG INSYA ALLAH AKAN DIHADIRI OLEH :
- AL HABIB MUHAMMAD RAFIQ BIN LUQMAN ALKAFF
- AL HABIB MUHAMMAD BIN ALWI SYAHAB

MEMBAHAS KITAB ;
1. AS SYIFA (Imam Qadhi 'Iyadh)
2. ANWARUL MUHAMMADIYAH (Syekh Yusuf bin Ismail An Nabhaniy)

LOKASI DAUROH BERPINDAH-PINDAH (jadwal terlampir).

Acara ini terselenggara berkat kerjasama :
- Majelis Ta'lim Maydanul Anwar - Medan
- DPC Rabithah Alawiyah Medan

**Setiap sore jam 17.00 WIB diadakan majelis rauhah membahas kitab Adab Sulukil Murid di Komplek Bena Garden 1 gg.Sepakat No.23 - Marendal.

Silahkan disebarkan pemberitahuan ini kepada yg lain. Mudah2an jadi amal dakwah bagi kita, amiin

CARA MAKAN RASULULLAH SAW


CARA MAKAN RASULULLAH SAW  

"Sesungguhnya Nabi SAW menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Sa'id bin Ibrahim, dari *salah seorang anak Ka'ab bin Malik, yang bersumber dari bapaknya.)

• Nama Ibnul Ka'ab bin Malik (putera Ka'ab bin Malik r.a.) di sini tidak dijelaskan, sedangkan Ka'ab mempunyai anak dua orang, yaitu `Abdullah dan `Abdurrahman. Namun demikian keduanya punya tsiqat (dapat diterima periwayatannya) , dan keduanya merupakan tabi'in besar.  

"Bila Nabi saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga*."
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin `Ali al Khilali, dari `Affan, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)

• Yang dimaksud jari yang tiga ,yakni: jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.

JENIS ROTI YANG DIMAKAN OLEH RASULULLAH SAW

"Keluarga Nabi SAW tidak pernah makan roti sya'ir* sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah SAW wafat."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Ishaq, dari `Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

• Sya'ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia dengan "gandum" sedangkan sya'ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya'ir kurang baik mutunya, sya'ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

• Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.  

"Rasulullah SAW tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari'Abdullah bin `Amr –Abu Ma'mar-, dari `Abdul Warits, dari Sa'id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)

LAUK PAUK YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW

"Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Saus yang paling enak adalah cuka." `Abdullah bin `Abdurrahman berkata :"Saus yang paling enak adalah cuka."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin `Abdurrahman, keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)  

"Rasulullah SAW bersabda :"Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu'aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha', yang bersumber dari Abi Usaid r.a.*)

• Abi Usaid adalah `Abdullah bin Tsabit az Zarqi. 
     
"Nabi SAW menggemari buah labu. maka (pada suatu hari) beliau diberi makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan dihadapannya, karena aku tahu beliau menggemarinya."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja'far, dan diriwayatkan pula oleh `Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu'bah, dari Qatadah yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

"Nabi SAW menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad Daruqi, juga diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari Abu Usamah, dari Hisyam bin `Urwah yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

"Nabi SAW diberi makan daging, maka diambilkan baginya bagian dzir'an*. Bagian dzir'an kesukaannya. Maka Rasulullah SAW mencicipi sebagian daripadanya. "
(Diriwayatkan oleh Washil bin `Abdul A'la, dari Muhammad bin Fudlail, dari Abi Hayyan at Taimi, dari Abi Zar'ah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

• Dzir'an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.  

"Daging yang paling baik adalah punggung."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis'ar, dari Syaikhan, dari Fahm,* yang bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)

• Namanya adalah Muhammad bin `Abdullah, disebut pula Muhammad bin `Abdurrahman, juga disebut Abu Hay.

Senin, 25 Januari 2016

TEMPAT BERTELEKAN (BERTUMPU/BERSANDAR) RASULULLAH SAW


TEMPAT BERTELEKAN (BERTUMPU/BERSANDAR) RASULULLAH SAW 

"Aku pernah melihat Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal di sebelah kirinya."
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Dauri al Baghdadi, dari Ishaq bin Manshur, dari Israil, dari simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)  

"Rasulullah SAW bersabda : "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau makan sambil bertelekan."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari `Ali bin al `Aqmar, yang bersumber dari Abu Juhaifah r.a.)  

"Aku melihat Rasulullah SAW duduk bertelekan pada sebuah bantal."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Ismail, dari Simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.) 

CARA BERTELEKAN RASULULLAH SAW 

"Aku masuk ke rumah Rasulullah SAW tatkala beliau sedang sakit yang membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya kuucapkan salam, kemudian beliau bersabda : "Wahai Fadlal, apa kabarmu?"
Aku menjawab : "Baik wahai Rasulullah !"
Rasulullah bersabda : "Kuatkan balutan yang ada di kepalaku ini !"
Fadlal meneruskan ceritanya : "Maka kulakukan perintah Rasulullah SAW itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid."
Dan kisah selanjutnya terdapat dalam hadist perihal wafatnya Rasulullah SAW
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari *`Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja'far bin Furqan, dari `Atha' bin Abi Rabbah,yang bersumber dari *al Fadlal bin `Abbas r.a.)

• Al Fadlal bin `Abbas r.a. adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung `Abbas r.a. (paman Rasulullah SAW)
• 'Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi, di dha'ifkan oleh Abu Daud, dan menurut Abu Hatim tidak boleh dipakai hujjah periwayatannya.

"Sesungguhnya Nabi SAW sedang dalam keadaan sakit. Beliau keluar (dari rumahnya) dengan bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Waktu itu beliau memakai kain Qithri (buatan Qatar) yang diselempangkan. Kemudian Beliau shalat bersama mereka (para sahabat)."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari `Amr `Ashim, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.)   

Jumat, 22 Januari 2016

SIKAP DUDUK RASULULLAH SAW


SIKAP DUDUK RASULULLAH SAW


"Ia (Qabilah) melihat Rasulullah SAW di masjid sedang duduk *qurfasha." Qabilah berkata : "Manakala aku melihat Rasulullah SAW sedang duduk dengan khusyu', maka aku pun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya."
(Diriwayatkan oleh 'Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)

• Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan jangan memegang betis.

"Sesungguhnya ia melihat Rasulullah SAW berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya."
(Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)

• Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)

"Apabila Rasulullah SAW duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan kedua tangannya."
(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa'id, dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya Abi Sa'id al Khudri r.a.)

• Ada yang mengatakan di dalam majlis
• Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar

Kamis, 21 Januari 2016

CARA BERJALAN RASULULLAH SAW


CARA BERJALAN RASULULLAH SAW

"Tiada satu pun kulihat lebih indah daripada Rasulullah SAW, seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah SAW, seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah SAW tidak memperdulikan. "
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari *Ibnu Luhai'fah, dari Abi Yunus, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

• Ibnu Luhai'ah adalah `Abdullah al Hadhrami, seorang faqih yang Masyhur dan qadli di Mesir, namun demikian ad Dzahabi mendhaifkannya, tetapi hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Wahab, Ibnu Mubarak dan Abi `Abdurrahman al Muqri lebih baik. Ibnu Luhai'fah meninggal dunia pada tahun 174 H.

"Bila Nabi SAW berjalan, maka ia berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun."
(Diriwayatkan oleh Shufyan bin Waki', dari ayahnya, dari al Masudi, dari `Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)

Jumat, 15 Januari 2016

SERBAN RASULULLAH SAW


SERBAN RASULULLAH SAW

"Nabi saw. memasuki kota Mekkah pada waktu pembebasan kota Mekkah, beliau memakai serban hitam."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad bin Salamah. Hadist inipun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari Hammad bin Salamah, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir r.a.) 

"Sesungguhnya Nabi saw. berpidato da hadapan umat, beliau memakai serban hitam."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin `Isa, keduanya menerima dari Waki', dari Musawir al Waraq, dari Ja'far bin `Amr bin Huraits,yang bersumber dari bapaknya).

SARUNG RASULULLAH SAW

"'Aisyah r.a. memperlihatkan kepada kami pakaian yang telah kumal serta sarung yang kasar, seraya berkata :"Rasulullah SAW dicabut ruhnya sewaktu memakai kedua pakaian ini".
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Ismail, dari Ayub, dari Humaid bin Hilal, dari Abi Burdah yang bersumber dari bapaknya).  

"Utsman bin Affan r.a. memakai sarung yang tingginya mencapai setengah betisnya. Utsman berkata : "Demikianlah cara bersarung sahabatku (yakni Nabi SAW)".
(Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr, dari `Abdullah bin al Mubarak, dari *Musa bin `Ubaidah, dari Ayas bin Salamah bin al Akwa' yang bersumber dari bapaknya).

• Musa bin `Ubaidah, menurut Imam Ahmad periwayatannya tidak syah.

"Rasulullah SAW memegang otot betis kakiku dan betis kakinya, lalu bersabda: "inilah tempat batas sarung. Jika kau tidak suka di sini, maka boleh juga diturunkan lagi. Jika kau tidak suka juga, maka tidak ada hak lagi bagi sarung menutup kedua mata kaki".

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Abul Ahwash, dari Abi Ishaq, dari Muslim bin Nadzir, yang bersumber dari *Hudzaifah Ibnul Yaman r.a.)

• Hudzaifah Ibnul Yaman r.a., ia adalah sahabat Rasulullah saw. Ia masuk Islam sebelum perang Badar. Ia wafat tahun 36 H.

PEDANG RASULULLAH SAW


PEDANG RASULULLAH SAW 
 
"Salut hulu pedang Rasulullah saw. terbuat dari perak."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir, dari ayahnya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

"Samurah mengaku bahwa ia membuat pedangnya meniru pedang Rasulullah SAW. Sedangkan pedang Rasulullah SAW itu berbentuk Hanafiyya*."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin syuja' al Baghdad, dari Abu `Ubaidah al Haddad, dari `Utsman bin Sa'id, yang bersumber dari Ibnu Sirin r.a.)

- Pedang Hanafiyya adalah pedang yang di buat oleh suku Bani Hanifah. Pedang buatan Bani Hanafiah terkenal bagus dan halus pembuatannya

BAJU BESI RASULULLAH SAW

"Sesungguhnya Rasulullah saw. pada waktu perang Uhud memakai dua baju besi. Sungguh beliau memakai keduanya secara rangkap."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Shufyan bin `Uyainah, dari Yazid bin Khushaifah, yang bersumber dari Saib bin Yazid)

TOPI BESI RASULULLAH SAW 

"Sewaktu Rasulullah SAW memasuki kota Mekkah (di hari Pembebasan), beliau memakai topi besi. Kemudian ditunjukkan orang kepadanya : `ini Ibnu Khathal* bersembunyi di dinding Ka'bah (disebabkan takut). Nabi saw. bersabda : "Bunuhlah dia!"
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Malik bin Anas, dari Ibnu Syihab, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

- Sebenarnya terjemahan topi besi tersebut kurang tepat sebab yang dimaksud topi besi di sini adalah rantai besi yang dijalin rapi, dibuat dengan ukuran kepala kemudian dapasang di dalam kopiah.

- Ibnu Khatal ialah seorang dari empat penjahat yang amat memusuhi Islam dan tidak mendapatkan pengampunan umum dari Rasulullah saw. Tiga lainnya ialah Huwairits bin Nuqaid, `Abdullah bin Abi Sarh dan Muqais bin Shababah. Namun, sebelum eksekusi, `Abdullah bin Abi Sarh masuk Islam. Dengan demikian `Abdullah bin Abi Sarh selamat dari hukuman


Sabtu, 09 Januari 2016

CINCIN RASULULLAH SAW


CINCIN RASULULLAH SAW
"Cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habsyi)".
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id dan sebagainya, dari `Abdullah bin Wahab, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Tatkala Rasulullah saw. hendak menulis surat kepada penguasa bangsa `Ajam (asing), kepadanya diberitahukan: "Sungguh bangsa `Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap. Maka Nabi saw. dibuatkan sebuah cincin (untuk cap surat). Terbayanglah dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah saw."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Mu'adz bin Hisyam, dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• karena sebagaimana dikatakan bahwa cincin Nabi saw. dipakai sebagai pengecap surat, maka Nabi saw. tidak memakainya karena fungsinya pun lain. Atau mungkin saja pengertiannya bukan tidak dipakai, tapi jarang.
"Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah saw adalah "Muhammad" satu baris ,"Rasul" satu baris, dan "Allah" satu baris".
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin `abdullah al Anshari, dari ayahnya, dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Sesungguhnya apabila Nabi saw. masuk ke jamban, maka ia melepaskan cincinnya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Sa'id bin `Amir, dan diriwayatkan pula oleh Hajjaj bin Minhal, dari Hamman, dari Ibnu Juraij, dari Zuhri yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

SANDAL RASULULLAH SAW


SANDAL RASULULLAH SAW
"Bagaimanakah sandal Rasulullah saw. itu?"
Anas menjawab : "Kedua belahnya mempunyai tali qibal."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Hamman yang bersumber dari Qatadah)
• Tali qibal adalah tali sandal yang bersatu pada bagian mukanya dan terjepit di antara dua jari kaki.
Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah. Hendaklah memakai keduanya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa al Anshari, dari Ma'an, dari Malik, dari Abiz Zinad, dari al A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
"Sesungguhnya Nabi saw melarang seorang laki-laki makan dengan tangan kiri dan berjalan dengan sandal sebelah."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, dari Malik, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir r.a.)
"Sesungguhnya Nabi saw. bersabda : "Bila salah seorang diantara kalian hendak memakai sandal hendaklah ia memulainya dari yang sebelah kanan. Dan bila ia melepasnya, maka hendaklah dimulai dari yang sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yang pertama kali dipasangi sandal dan yang terakhir kali dilepas."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Malik, dan diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Musa ,dari Ma'an, dari Malik, dari Abu Zinad, dari A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

CELAK MATA RASULULLAH SAW


CELAK MATA RASULULLAH SAW
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a. dikemukakan: Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: "Bercelaklah kalian dengan Itsmid*, karena ia dapat mencerahkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata. Sungguh Nabi saw mempunyai tempat celak mata yang digunakannya untuk bercelak pada setiap malam. Tiga olesan di sini dan tiga olesan di sini."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar Razi, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Abbad bin Manshur, dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
• Itsmid adalah batu celak biasanya berupa serbuk. Warnanya hitam atau biru. Serbuk itsmid dioleskan pada bulu mata atau disapukan di sekeliling mata.
• Yang dimaksud di sini adalah 3 olesan di mata sebelah kanan dan tiga olesan di mata sebelah kiri.

PAKAIAN RASULULLAH SAW
"Pakaian yang paling disenangi Rasulullah saw adalah Gamis." (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar Razi, dari al Fadhal bin Musa, diriwayatkan pula oleh Abu Tamilah dan Zaid bin Habab, ketiganya menerima dari `Abdul Mu'min bin Khalid, dari `Abdullah bin Buraidah, yang bersumber dari Ummu Salamah* r.a.)
• Ummu Salamah r.a. adalah Ummul Mu'minin Hindun binti Mughirah al Makhzumiyah.
"Sesungguhnya Nabi saw. keluar (dari rumahnya) dengan bertelekan kepada `Usamah bin Zaid. Beliau memakai pakaian Qithri yang diselempangkan di atas bahunya, kemudian beliau shalat bersama mereka."
(Diriwayatkan oleh `Abd bin Humaid , dari Muhammad bin al Fardhal, dari Hammad bin Salamah, dari Habib bin as Syahid, dari al Hasan, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Qithri adalah sejenis kain yang terbuat dari katun yang kasar. Kain ini berasal dari Bahrain tepatnya dari Qathar
Dalam sebuah riwayat Anas bin Malik r.a. mengemukakan: "Pakaian yang paling disenangi Rasulullah saw. ialah kain Hibarah."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Mu'adz bin Hisyam dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Kain Hibarah ialah kain keluaran Yaman yang terbuat dari katun.
"Rasulullah saw. bersabda: "Hendaklah kalian berpakaian putih, untuk dipakai sewaktu hidup. Dan jadikanlah ia kain kafan kalian sewaktu kalian mati. Sebab kain putih itu sebaik- baik pakaian bagi kalian."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Basyar bin al Mufadhal, dari `Utsman Ibnu Khaitsam, dari Sa'id bin Jubeir, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
Rasulullah saw. bersabda : "Pakailah pakaian putih, karena ia lebih suci dan lebih bagus. Juga kafankanlah ia pada orang yang meninggal diantara kalian."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Maimun bin Abi Syabib yang bersumber dari Samurah bin Jundub r.a.)

CARA BERSISIR RASULULLAH SAW


CARA BERSISIR RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw. melarang bersisir kecuali sekali-kali."
(Diriwayatkan oleh Muhammad Basyar, dari Yahya bin Sa'id,dari Hisyam bin Hasan, dari al Hasan Bashri, yang bersumber dari `Abdullah bin Mughaffal r.a.*)
• Yang dilarang ialah bersisir layaknya wanita pesolek.
• 'Abdullah bin Mughaffal r.a. dalah sahabat Rasulullah saw. Yang masyhur, ia adalah salah seorang peserta "Bai'tus Syajarah", wafat pada tahun 60 H ada pula yang mengatakan tahun 57 H.
UBAN RASULULLAH SAW
Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik r.a.: "Pernahkah Rasulullah saw. menyemir rambutnya yang telah beruban?" Anas bin Malik menjawab:"Tidak sampai demikian. Hanya beberapa lembar uban saja di pelipisnya. Namun Abu Bakar r.a. pernah mewarnai (rambutnya yang memutih) dengan daun pacar dan
katam."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud, dari Hamman yang bersumber dari Qatadah)
• Katam adalah sejenis tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan untuk memerahi rambut sedangkan warnanya merah tua.
Dalam suatu riwayat Ibnu `Abbas r.a. mengemukakan: Abu Bakar r.a. berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh Anda telah beruban!" Rasulullah saw. bersabda: "Surah Hud, Surah al Waqi'ah, Surah al Mursalat, Surah Amma Yatasa'alun dan Surah Idzasy-Syamsu kuwwirat, menyebabkan aku beruban."
(Diriwayatkan oleh Abu Kuraib Muhammad bin al A'la, dari Mu'awiyah bin Hisyam, dari Syaiban, dari Ishaq, dari Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
"Wahai Rasulullah, kami melihat Anda sesungguhnya telah beruban!" Rasulullahsaw. bersabda: "Surah Hud dan beberapa surah sebangsanya telah menyebabkan aku beruban."
(Diriwayatkan oleh Sufyan bin Waki', dari Muhammad bin Basyar, dari 'Ali bin Shalih, dari Abi Ishaq yang bersumber dari Abi Juhaifah r.a.*)
• Abu Juhaifah adalah Wahab as Sawa' bin `Amir bin Sha'sha'ah al Kufi. Ia adalah seorang sahabat yang masyhur. Menurut al Dzahabi, ia adalah rawi yang tsiqat (kuat hapalan dan terpercaya). Ia wafat pada tahun 74 H.

RAMBUT RASULULLAH SAW


RAMBUT RASULULLAH SAW
"Rambut Rasulullah saw mencapai pertengahan kedua telinganya."
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Ismail bin Ibrahim, dari Humaid yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Rasulullah saw. adalah seorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang, sedangkan rambutnya menyentuh kedua daun telinganya."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Abu Qathan, dari Syu'bah dari Abi Ishaq yang bersumber dari al Bara' bin `Azib r.a.)
"Rambut Rasulullah saw. tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir bin Hazim, dari Hazim yang bersumber dari Qatadah)
"Sesungguhnya Rasulullah saw., dulunya menyisir rambutnya ke belakang, sedangkan orang-orang musyrik menyisir rambut mereka ke kiri dan ke kanan, dan Ahlul Kitab menyisir rambutnya ke belakang. Selama tidak ada perintah lain, Rasulullah saw senang menyesuaikan diri dengan Ahlul Kitab. Kemudian,Rasulullah saw. menyisir rambutnya ke kiri dan ke kanan."
(Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr dari `Abdullah bin al Mubarak, dari Yunus bin Yazid, dari az Zuhri, dari `Ubaidilah bin `Abdullah bin `Utbah, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

BENTUK TUBUH RASULULLAH SAW



** BENTUK TUBUH RASULULLAH SAW **
"Rasulullah saw. bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Kulitnya tidak putih bule juga tidak sawo matang. Rambutnya ikal, tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku. Beliau diangkat Allah (menjadi rasul) dalam usia empat puluh tahun. Beliau tingal di Mekkah (sebagai Rasul)
sepuluh tahun dan di madinah sepuluh tahun. Beliau pulang ke Rahmatullah dalam usia enam puluh tahun. Pada kepala dan janggutnya tidak terdapat sampai dua puluh lembar rambut yang telah berwarna putih."
(diriwayatkan oleh Abu Raja' Qutaibah bin Sa'id, dari Malik bin Anas, dari Rabi'ah bin Abi `Abdurrahman yang bersumber dari *Anas bin Malik r.a)
• Anas bin Malik r.a adalah Abu Nadhr Anas bin Malik al Anshari al Bukhari al Khazraji. Ia tinggal bersama Rasulullah saw dan membantu Beliau selama sepuluh tahun.Dan ia adalah sahabat yang paling akhir meninggal dunia di Bashrah, yaitu pada tahun 71 H.
• Perawi menghilangkan bilangan satuannya dari puluhan (digenapkan). Karena kebanyakan riwayat menyatakan bahwa Rasulullah saw tinggal di Mekkah sebagai Rasul 13 tahun, dan
wafat pada usia 63 tahun.
"Aku tak pernah melihat orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah saw. Rambutnya mencapai kedua bahunya. Kedua bahunya bidang. beliau bukanlah seorang yang berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi."
(diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki',dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a)

Jumat, 08 Januari 2016

UMUR UMAT NABI MUHAMMAD SAW 40 AN TAHUN LAGI DARI SEKARANG



Al-habib Muhammad Rafiq Al-Kaff
Perihal umur umat Nabi SAW. 3 pendapat dari ulama-ulama yang terkenal dalam ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yaitu dari: 1. Al Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dari Mazhab Syafi’i 2. Jalaluddin As Suyuthi (Imam Suyuthi) 3. Imam Ibnu Rajab al Hanbali Kita menganggap pendapat mereka bertiga sangat rasional, sehingga sebagaimana tujuan para Imam itu menyeru kepada manusia agar senantiasa bersiap diri dan mengerjakan amal ibadah yang banyak, maka demikian pula halnya dengan kita yang berharap agar manusia yang tertidur kembali terjaga, agar manusia yang lalai dalam agamanya menjadi kembali kepada sunnah Rasulnya, dan agar kita mati dan menghadap ALLAH subhanahu wa ta’ala dalam keadaan ridha dan diridhai. (I) AL HAFIDZ IBNU HAJAR Hadits riwayat Al Bukhari yang artinya: Perumpamaan kaum Muslimin dan Yahudi serta Nasrani, seperti perumpamaan seorang yang mengupah satu kaum (Yahudi) untuk melakukan sebuah pekerjaan sampai malam hari, namun mereka melakukannya hanya sampai tengah hari. Lalu mereka pun berkata, “Kami tidak membutuhkan upah yang engkau janjikan pada kami, dan apa yang telah kami kerjakan, semuanya bagi-mu”. Ia pun berkata, “Jangan kalian lakukan hal itu, sempurnakanlah sisa waktu pekerjaan kalian dan ambillah upah kalian dengan sempurna”. Mereka (Yahudi) pun menolak dan meninggalkan orang itu. Maka orang itu mengupah beberapa orang (Nasrani) selain mereka (Yahudi), ia berkata: “Kerjakanlah sisa hari kalian dan bagi kalian upah yang telah aku janjikan untuk mereka (Yahudi)”. Sehingga ketika tiba waktu sholat Ashar, mereka (Nasrani) berkata, “Ambillah apa yang telah kami kerjakan untukmu dan juga upah yang engkau sediakan untuk kami.” Orang itu berkata, “Sesungguhnya sisa waktu siang tinggal sedikit.” Mereka (Nasrani) tetap menolak, sehingga orang itu mengupah satu kaum yang lain (Muslimin) untuk melanjutkan pekerjaan sehingga selesai sisa hari mereka (Nasrani). Maka kaum itu (Muslimin) pun bekerja pada sisa hari mereka (Nasrani), yaitu sehingga terbenamnya matahari dan mereka pun mendapat upah yang sempurna yang dijanjikan kepada dua kelompok sebelumnya. Seperti itulah perumpamaan mereka (Yahudi dan Nasrani) dan perumpamaan apa yang kalian (Muslimin) terima pada cahaya (hidayah) ini. (HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728) Adapun penjelasan hadits ini menurut Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah sepakat bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw adalah lebih dari 2000 tahun. Dan umur Nasrani dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat mengatakan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449) Ini artinya, umur Yahudi ialah 2000 tahun lebih – 600 = 1400 tahun lebih. Menurut para ahli sejarah, “lebih” yang dimaksud adalah seratus tahun lebih sedikit, sehingga umur umat Yahudi adalah kurang lebih 1500 tahun. Masa 600 tahun untuk umur Nasrani itu berdasarkan HR Al Bukhari dari Salman, “Masa fatrah (kekosongan) antara Nabi 'Isa AS dan Nabi Muhammad SAW adalah 600 tahun.”. Adapun ‘tambahan’ umur untuk umat Muhammad terdapat dalam hadits berikut: “Sesungguhnya Allah tidak akan melemahkanku, yaitu pada umatku, jika Ia mengulur (umur) mereka setengah hari, yaitu 500 tahun.”
(HR Abu Nu’aim dalam Al Hilyah. Lihat Fathul Kabir juz II hlm. 126 No: 1807) Jadi, umur umat Muhammad saw = umur umat Yahudi – umur umat Nasrani = 1500 (lebih sedikit) – 600 = 900 tahun lebih sedikit ditambah 500 tahun = 1400 tahun lebih sedikit. Lebih sedikit ini, menurut para ahli sejarah, sekitar 100 tahun. Maka dapat disimpulkan, umur umat Islam adalah sekitar 1500 tahun. Maka menurut pendapat Ibnu Hajar: Umur umat Yahudi adalah umur umat Nasrani ditambah dengan umur umat Islam. Para ahli sejarah mengatakan bahwa Umur umat Yahudi yang dihitung dari diutusnya Nabi Musa alaihis salam hingga diutusnya Nabi Isa alaihis salam adalah 1500 tahun. Kemudian dengan adanya hadis: Dari Salman Al Farisi ia bercerita bahwa “Masa-masa antara Isa dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah selama 600 tahun”. [HR. Bukhari] Sehingga umur umat Nasrani yang dihitung dari sejak diutusnya Nabi Isa 'alaihis salam hingga diutusnya Nabi Muhammad sollallahu ‘alaihi wasallam adalah 600 tahun. Sehingga akan didapat: Umur Yahudi = Umur Nasrani + Umur Islam 1500 tahun = 600 tahun + 900 tahun Kemudian Ibnu Hajar dalam Kitabnya mengatakan adanya tambahan 500 tahun sesuai hadis marfu yaitu: Dari Sa’ad bin Abu Waqqash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari”. Kemudian Sa’ad ditanyai orang: Berapakah lamanya setengah hari itu? Ia (Sa’ad) menjawab: “Lima ratus tahun”. [Hadis sohih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al Hakim, Abu Nu’aim] Jadi jumlah umur Islam menurut Ibnu Hajar adalah 900 + 500 tahun = 1400 tahun lebih. Sekarang kita berada di tahun 1437 Hijriah (2016 Masehi), berarti sudah melepasi lebih dari 1400 tahun itu. Sedangkan tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Dan 13 tahun adalah ketika beliau di Makkah. Sehingga umur Islam adalah: 1400 + 63 (umur Nabi) + 13 (tahun sebelum hijrah) = 1476 tahun Jika dikurangi dengan masa kita hidup ini iaitu 2016 Masehi atau 1437 Hijirah, berarti 1476 – 1437 = 39 tahun. “39 tahun adalah sisa umur umat Islam dari hari ini.” Hanya ALLAH yang mengetahuinya. Maka sebagai manusia yang berakal dan beriman, sudah sepantasnya kita bersiap siaga dengan memantapkan kesatuan ummah dan memperbaiki segala amal ibadah. (II) IMAM AS SUYUTHI Menurut Imam Suyuthi: Umur umat Islam adalah jumlah umur dunia dikurangi dengan umur-umur Nabi/Rasul sejak Nabi Adam alaihi salam hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW Perhitungan umur umat Islam menurut beliau terdiri dari 3 bahagian iaitu: (1) Perhitungan umur dunia (2) Perhitungan umur umat-umat yang terdahulu sejak Nabi Adam hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (3) Perhitungan jarak waktu sejak ditutupnya pintu taubat (yaitu sejak matahari terbit di barat) hingga ketika Tiupan Pertama sangkakala kiamat. Dimana kemudian akan didapat rumus bahwa: Umur umat Islam = [1. Umur dunia] – [2. Umur umat terdahulu] – [3. Jarak waktu] (1) Perhitungan umur dunia Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hari yang terbit matahari padanya yang paling baik adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya, dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari jumat. [HR. Muslim, Tirmizi & Ahmad] Dari hadis diatas diketahui bahwa perhitungan umur dunia dihitung sejak dikeluarkannya Nabi Adam alaihis salam ke bumi hingga saat kiamat adalah dari hari Jumat ke hari Jumat, yaitu berlalu selama 1 minggu akhirat (7 hari akhirat). Sedangkan dalam Al Quran surah 32 As Sajdah ayat 5 yang berbunyi: “DIA mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-NYA dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. Maka dapat diketahui bahwa 1 (satu) hari disisi ALLAH itu adalah 1000 tahun dunia. Jadi umur dunia adalah 7000 tahun. 2) Perhitungan umat yang terdahulu Dari Ibnu Abbas, dari (cerita) Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam (kepadanya), kemudian ia berkata: “Umur Adam adalah 1000 tahun”. Kemudian ia berkata: Antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700 tahun, dan antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun, sedangkan antara Isa dengan Nabi kita adalah 600 tahun. [HR. Hakim] Jadi dapat dihitung bahwa masa (umur umat terdahulu) adalah 1000 + 1000 + 700 + 1500 + 600 = 4800 tahun. Nabi Adam adalah manusia pertama, sehingga umur dunia tidak dihitung dari tahun sebelum Adam, melainkan dihitung sejak beliau diturunkan ke bumi. (3) Perhitungan waktu antara terbitnya matahari dari arah barat hingga ditiupnya sangkakala kiamat Hadis-hadis yang menerangkan tentang perhitungan waktu ini adalah: 1. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Manusia akan menetap setelah terbitnya matahari dari tempatnya terbenam selama 120 tahun.” (Hadits sohih mauquf riwayat Ahmad, Thabrani, Ibnu Abu Syibah dan Abdul Razzaq, Al Haitsami mengatakan para perawinya wara' dan terpercaya) 2. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 bulan? Ia menjawab (kembali): Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: 40 tahun? Ia (kembali) menjawab : Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian ALLAH menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Malik)
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ALLAH mengumpulkan orang-orang yang awal dan orang-orang yang yang terakhir pada suatu hari yang dimaklumkan yaitu selama 40 (empat puluh) tahun dalam keadaan menengadah dan membeliakkan kedua mata mereka ke langit untuk menunggu keputusan pengadilan dan ALLAH akan turun dalam lindungan awan-awan. (Hadis hasan riwayat Adz Dzahabi) 4. Dalam suatu hadis sohih (dari Saad bin Abi Waqash) dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: Hari dimana manusia akan berdiri menghadap Tuhan semesta alam adalah selama setengah hari. (Beliau menerangkan Al Quran surah ke-83 Al Muthaffifin). Sudah kita ketahui bahwa setengah hari akhirat adalah 500 tahun. Hal ini bersesuaian dengan hadis Bukhari dan Muslim yang mengatakan bahwa “Kaum fakir miskin akan memasuki sorga sebelum orang- orang kaya selama setengah hari yaitu selama 500 tahun. Perhitungan waktu menjelang al sa'ah (kiamat) adalah sebagai berikut:
1. Dihitung sejak terbit matahari dari arah Barat adalah karena setelah perkara itu terjadi maka tidak ada lagi dosa yang diampuni, segala pintu tobat ditutup, dan tidak diterima lagi syahadat. Artinya tidak ada lagi Islam. 2. Dan diakhiri hingga manusia berdiri di padang Mahsyar menghadap ALLAH adalah karena saat itu manusia baru dibangkitkan dari kubur dan belum dihisab. 3. Dari hadis-hadis di depan, maka kita ketahui jarak waktu: Matahari dari arah barat ~ tiupan pertama = 120 tahun Tiupan pertama ~ tiupan kedua = 40 tahun Tiupan kedua ~ kebangkitan seluruh manusia = 40 tahun Kebangkitan ~ perhisaban (penentuan sorga dan neraka) = 500 tahun Sehingga, dapat disimpulkan bahwa jarak waktu dari terbitnya matahari dari arah Barat hingga berdiri di padang Mahsyar adalah 120 + 40 + 40 + 500 = 700 tahun Kesimpulan perhitungan Imam Suyuthi: Umur dunia = umur umat terdahulu + umur umat Islam + masa hari akhir Telah kita ketahui bahwa: Perhitungan umur dunia adalah 7000 tahun Perhitungan umur umat-umat terdahulu adalah 4800 tahun Perhitungan masa sejak ditolaknya syahadat hingga kiamat adalah 700 tahun Sehingga dapat dihitung, Umur umat Islam = 7000 – 4800 – 700 = 1500 tahun Kemudian dikurangi dengan masa kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga didapat bahwa sisa umur umat Islam adalah: 1500 – 23 = 1477 tahun Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak diutusnya Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam hingga beliau wafat adalah 23 tahun, dimana 13 tahun beliau SAW berada di Makkah, kemudian diperintahkan ALLAH untuk hijrah ke Madinah, disini beliau berdakwah hingga beliau wafat selama 10 tahun. Dan penulisan taqwim Hijriah dihitung pada saat beliau Hijrah. Imam Suyuthi menambahkan dalam kitabnya yang berjudul Al Kassaf ketika menerangkan tentang keluarnya Imam Mahdi ‘alaihis salam berkata: “Hadis-hadis hanya menunjukkan bahwa masa-masa (umur) umat ini (Islam) lebih dari 1000 tahun dan tambahannya sama sekali tidak lebih dari 500 tahun. Jika umur Islam = 1477 tahun, dan sekarang kita berada di tahun 2016 Masehi atau 1437 Hijriah. Maka sisa umur Islam adalah: 1477 – 1437 = 40 tahun. “40 tahun adalah sisa umur umat Islam sejak masa ini.” (III) IMAM IBNU RAJAB AL HANBALI Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya masa menetap kamu dibandingkan dengan umat-umat yang telah berlalu adalah seperti jarak waktu antara salat Ashar hingga terbenamnya matahari. Hadis diatas diriwayatkan dari Ibnu Umar oleh Imam Bukhari. Dan menurut penafsiran Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu adalah umat Nabi Musa (yahudi) dan umat Nabi Isa (nasrani) karena ada hadis sahih lain yang berbunyi seperti itu yang intinya membandingkan Islam dengan Ahli Kitab. Beliau telah meletakkan keseluruhan masa dunia adalah seperti satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Beliau menjadikan waktu yang telah berlalu dari umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa seperti waktu satu malam dari hari tersebut, dan waktu itu adalah 3000 tahun. Kemudian beliau menjadikan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam adalah seperti waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun. Kemudian beliau mentafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Bani Israil (umat Nabi Musa) hingga datangnya Nabi Isa seperti setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa adalah seperti waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam adalah seperti sesudah salat Ashar hingga terbenamnya matahari. Jadi perhitungan menurut Ibnu Rajab itu sebagai berikut: Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun Umur Nasrani = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun Maka umur umat Islam adalah 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) sebagaimana hadis dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud, Ahmad (yang ada dihalaman terdahulu). Sehingga umur Islam menurut Ibnu Rajab adalah 900 + 500 = 1400 tahun, belum termasuk tambahan tahun. Namun beliau tidak menyebut berapa tahun tambahannya. Perhitungan ini sama dengan method yang digunakan oleh Ibnu Hajar. KESIMPULAN TIGA PENDAPAT 1.Umur Umat Islam menurut Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah 1476 tahun. Atau sisa 40 tahun lagi dari sekarang (2016). 2.Umur Umat Islam menurut Jalaluddin As-Suyuthi adalah 1477 tahun. Atau sisa 41 tahun lagi dari sekarang (2016). 3.Umur Umat Islam menurut Ibnu Rajab Al-Hanbali adalah lebih dari 1400 tahun.
wallahu a’lam bis showab..
*Dari berbagai sumber informasi*